Food Terminology #7
1. Orem-orem
Orem-orem adalah
masakan kuliner Jawa dari Kota Malang yang berbahan dasar irisan tempe goreng, ayam,
dan dimasak bersama kuah santan kental. Penyajiannya adalah
dengan ketupat iris yang diberi tauge,
tempe dan disiram kuah sayur kuah santan. Rasa kuah orem-orem mirip
seperti sayur lodeh dengan rasa sedikit
pedas, dan bisa ditambah kecap manis dan sambal sesuai selera. Masakan ini adalah
khas dari Kota Malang, Jawa Timur. Orem-orem dahulu biasa hanya
disajikan dalam acara hajatan seperti pernikahan dan syukuran di
masyarakat Kota Malang. Namun sejak 1980-an, masakan
orem-orem juga dapat dibeli di warung tradisional, bahkan pedagang kaki lima. Malang
telah dikenal sebagai kota yang memiliki makanan khas tempe,
yaitu "Tempe khas Malang" ataupun "kripik tempe". Dari bahan dasar inilah orem-orem juga
menjadi populer. Orem-orem
adalah masakan yang terbuat dari irisan tempe khas
Malang yang digoreng, ayam, dan dimasak bersama kuah santan kental.
Penyajiannya adalah dengan ketupat iris yang diberi tauge,
tempe dan disiram kuah sayur kuah santan. Kuah orem-orem layaknya sayur lodeh namun kental dan dengan rasa sedikit pedas.
Biasanya dapat ditambah kecap manis atau sambal sesuai
selera. Yang
membuat orem-orem unik adalah cara masaknya yang menggunakan bahan bakar arang,
karena bara api arang yang tak mengubah aroma bumbu dasarnya. Orem-orem hanya
dapat ditemukan di Malang, karena bahan dasarnya menggunakan tempe khas Malang,
dan menggunakan bumbu-bumbu lokal Malang.
2. Soto Kambing
Soto
kambing adalah makanan khas Indonesia yang berupa sejenis sup kambing dengan kuah yang berwarna kekuningan. Warna
kuning ini dikarenakan oleh kunyit yang digunakan sebagai bumbu.
Soto kambing banyak ditemukan di daerah-daerah di Indonesia dan Singapura. Selain daging kambing, bahan yang digunakan juga
meliputi telur rebus, irisan kentang, daun seledri, serta bawang goreng. Terkadang soto juga disajikan dengan lontong atau nasi putih. Selain itu soto kambing juga sering dihidangkan
dengan sambal, kerupuk dan koya (campuran
tumbukan kerupuk dengan bawang putih).
3. Cwie Mie
Cwie Mie disajikan dengan krupuk yang
menjadi mangkuk, tapi ada juga yang tanpa krupuk mangkuk. Sedangkan pangsit
tidak pernah disajikan dengan krupuk mangkuk, hanya dengan krupuk pangsit kecil
biasa. Dari segi bumbu pun berbeda, bila Cwie
Mie lebih bening dan asin, Mie Ayam bumbunya berwarna coklat dan manis. Bila
Anda suka yang gurih, pasti akan lebih suka dengan Cwie Mie. Di Cwie Mie,
ayamnya lebih kecil dan halus seperti Mie Pangsit, sedangkan Mie Ayam dengan
ayam yang dipotong kecil namun tak sehalus Cwie Mie. Selada dan taburan bawang goreng yang
ada di Cwie Mie khas Malang ini akan semakin sedap dan berbeda dari makanan
dari olahan mie lainnya. Cwie Mie juga dijual dengan berbagai varian topping, tak
hanya ayam saja, ada di beberapa kedai yang mejual dengan tambahan seafood lainnya
seperti udang atau dengan tambahan pentol dan siomay juga sedap.
4. Nasi Mawut
Paduan nasi dan mie yang biasanya
digoreng. sebagian menyebutnya nasi goreng magelangan. Mawut berkonotasi
semrawut, acak-acakan. Dulu, yang tenar adalah nasi goreng atau bakmi goreng
saja. Ketika keduanya dicampur jadi satu, tampak semrawut.
5. Mendol
Mendol adalah
salah satu makanan khas Jawa Timur (selain rawon dan tempe kacang).
Makanan ini terbuat dari bahan dasar tempe kedelai juga. Tempe mendol ini banyak ditemukan di
daerah Malang baik untuk lauk maupun dimakan sebagai jajanan. Tempe
ini berwarna kehitam-hitaman karena dibuat dari bahan tempe kedelai yang sudah
agak basi. Bahan utama Mendol adalah tempe Malang yang berbentuk blok. Bumbunya
yaitu kencur, bawang, brambang, ketumbar, jeruk purut, garam dan sedikit gula putih, cabe besar
merah secukupnya dan cabe rawit kecil bagi yang suka
pedas. Semua bumbu digiling menggunakan uleg (batu penggiling bumbu) sampai
halus, lalu tempe dilumat bersama dengan bumbu tersebut. Tempe kondisi mentah
dilumat tidak lembut, masih bertekstur tempe ( masih terlihat serpihan
kedelainya), ratakan bumbu pada lumatan tempe tersebut. Setelah lumatan tempe
berbumbu tersebut jadi, lalu dibentuk sebesar sekitar 5 x 3 x 2 cm, biasanya dikepal-kepal
dalam tangan. Setelah itu dibiarkan saja sekitar 1-2 jam biar terfermentasi
dengan baik, bila ingin rasa masam, biarkan sampai 6 jam. Goreng dengan minyak
yang sudah panas, sampai warna kecoklatan. Ada yang suka mendol dengan rasa
masam untuk rasa yang lebih khas. Ada yang suka lebih kering, gorenglah sampai
berwarna kehitaman. Mendol paling enak dimakan dengan nasi hangat, dan atau
bersama sayur asem kangkung.
6. Tahwa
Tauhue (Hanzi:
豆花, hanyu pinyin: douhua), di Indonesia lebih umum dikenal dengan
nama tahwa atau kembang tahu, adalah sebuah camilan kecil
tradisional Tionghoa. Tauhue adalah dialek Hokkian yang lazim dibahasakan di kalangan Tionghoa-Indonesia. Tauhue
adalah penganan populer di Tainan, Taiwan. Tauhue erat hubungannya dengan tahu karena
bahan dan cara pembuatan yang hampir sama. Makanan ini juga disebut puding tahu
atau puding kedelai. Tauhue sangat populer di Tiongkok selatan, biasanya
dihidangkan bersama dengan air gula. Di Taiwan, tauhue biasanya juga
dihidangkan bersama kacang merah, air jeruk nipis untuk menambah keragaman
rasa.
7. Rengginang
Rengginang adalah
sejenis kerupuk tebal yang terbuat dari nasi atau
beras ketan yang dikeringkan dengan cara dijemur di bawah panas
matahari lalu digoreng panas dalam minyak goreng dalam jumlah yang banyak. Agak
berbeda dari jenis kerupuk lain yang umumnya terbuat dari adonan bahan yang
dihaluskan seperti tepung tapioka atau tumbukan
biji melinjo, rengginang tidak dihancurkan sehingga bentuk butiran
nasi atau ketannya masih tampak. Seringkali rengginang dibuat dari nasi sisa
yang tak termakan, lalu dijemur dan dikeringkan untuk kemudian digoreng dan
dijadikan rengginang. Di Jawa Tengah juga dikenal penganan yang sama yang
disebut intip goreng, yakni kerak nasi (Jw.: intip) sisa menanak yang melekat pada dandang yang
kemudian dikeringkan dan digoreng. Perbedaan antara intip goreng dan
rengginang hanyalah pada ukurannya. Intip berukuran lebih besar
daripada rengginang karena dicetak dari dasar dandang atau periuk penanak nasi. Dalam
pada itu, di beberapa tempat di Jawa Barat dikenal pula penganan berbentuk serupa namun
dengan bahan dasar singkong atau gaplek, yang disebut renggining. Rengginang dapat
digoreng tanpa diberi bumbu maupun rasa, asin atau manis.
Ada jenis rengginang yang diberi rasa dengan udang, terasi, atau kerang lorjuk (kerang bambu).
8. Serabi
Serabi berasal dari bahasa sunda yaitu
‘sura’ yang berarti besar. Serabi sudah menjadi makanan tradisional yang banyak
digemari sejak tahun 1923. Asal usul serabi hingga kini masih diperdebatkan. Ada
yang menyebutkan serabi berasal dari India, namun ada juga yang mengatakan
serabi mendapatkan pengaruh panekuk yang berasal dari Belanda. Bentuk serabi
mirip dengan pancake, hanya saja ukurannya lebih kecil dan lebih tebal.
Umumnya, adonan serabi dibuat dari tepung beras atau tepung terigu, mentega,
dan telur sebagai bahan utama. Adonan tersebut kemudian dicetak di dalam
cetakan yang terbuat dari tanah liat, dan dibakar menggunakan tungku atau kayu
bakar. Secara tradisional, serabi biasanya disajikan bersama kuah atau
saus yang dibuat dari gula jawa dan santan kelapa yang disebut dengan
kinca. Seiring berjalannya waktu, kini sudah banyak modifikasi serabi
yang ditambahkan berbagai toppingan manis dan asin, seperti keju, daging, jagung,
dan lainnya. Dan disajikan dengan tambahan mayones atau saus cokelat. Terdapat
banyak macam serabi di Indonesia, seperti serabi solo, serabi jakarta, serabi
bandung, serabi mataram, dan serabi modern. Hanya saja, hanya dua jenis serabi
yang cukup terkenal di Indonesia, yakni serabi bandung dan serabi solo. Kedua
jenis serabi ini memiliki perbedaan, baik dari bahan hingga penyajian yang
berbeda. Jika serabi bandung menggunakan tepung terigu sebagai bahan utamanya,
maka serabi Solo menggunakan tepung beras sebagai bahan utamanya. Untuk
penyajian, serabi bandung biasanya disajikan bersama kinca, sedangkan pada
serabi solo, santan ditambahkan ke dalam adonan.
9. Plecing Kangkung
Plecing
kangkung adalah masakan khas Indonesia yang berasal dari Lombok. Plecing kangkung terdiri dari kangkung yang direbus
dan disajikan dalam keadaan dingin dan segar dengan sambal tomat, yang dibuat dari Cabai rawit, garam, terasi dan tomat, dan kadangkala diberi
tetesan jeruk limau. sebagai pendamping Ayam taliwang, plecing kangkung biasanya disajikan dengan
tambahan sayuran seperti taoge, kacang panjang, kacang tanah goreng, ataupun
urap. Kangkung yang digunakan untuk masakan ini juga sangat khas, tidak
seperti tanaman kangkung sayur yang misalnya lazim di Pulau Jawa, tetapi berupa kangkung air yang biasanya ditanam
di sungai yang mengalir dengan metode tertentu, yang menghasilkan kangkung
dengan batangan besar yang renyah. Pada zaman dahulu di Lombok ada seorang yang
terkenal sangat sakti dan tidak bisa di kalahkan. oleh karena kesaktiannya ini
ia ditakuti oleh orang-orang kala it.
Kemudian pada suatu hari ia diundang untuk mengadiri acara makan-makan di sebuah kerajaan, orang sakti inipun di tawari makan berupa PELECING LOMBOK, ketika ia makan pelecing tersebut, tiba-tiba kangkung yang ia makan melilit di tenggorokannya yang membuat ia susah bernafas dan kemudian membuat ia meninggal dunia.
Kemudian pada suatu hari ia diundang untuk mengadiri acara makan-makan di sebuah kerajaan, orang sakti inipun di tawari makan berupa PELECING LOMBOK, ketika ia makan pelecing tersebut, tiba-tiba kangkung yang ia makan melilit di tenggorokannya yang membuat ia susah bernafas dan kemudian membuat ia meninggal dunia.
10. Ayam Taliwang
Menurut sejarahnya, ayam taliwang
berasal dari masyarakat Karang Taliwang yang bermukim di Kecamatan Cakranegara,
Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat. Kemunculannya pertama kali pada
masa peperangan antara Kerajaan Selaparang dengan Kerajaan Karangasem Bali. Pada masa peperangan itu pasukan
Kerajaan Taliwang didatangkan untuk membantu Kerajaan Selaparang yang tengah
diserang oleh kerajaan Karangasem Bali. Orang-orang Taliwang ditugaskan sebagai
juru damai. Mereka ditempatkan Mereka ditempatkan di suatu wilayah yang
dinamakan Karang Taliwang.
Selama penugasan, mereka melakukan
pendekatan dengan Raja Karangasem agar peperangan yang telah menelan banyak
nyawa dan harta dihentikan. Pada misi tersebut juga melibatkan berbagai
kelompok dari berbagai elemen seperti pemuka Agama islam, juru kuda dan juga
juru masak. Masing-masing kelompok tersebut bertugas
sesuai dengan keahlian dan kemampuan mereka. Pemuka Agama Islam bertugas
memberikan pencerahan kepada masyarakat dan melakukan pendekatan dengan Raja
Karangasem. Juru kuda bertugas menjaga dan memelihara kuda. Juru masak bertugas
menyiapkan pasokan makanan selama masa itu. Sesuai dengan tugasnya, para juru masak
ini menyajikan makanan hasil olahan ayam dengan bumbu-bumbu yang diperoleh dari
alam sekitar. Seiring berjalannya waktu, terjadi pembauran masyarakat antara
masyarakat Taliwang dengan masyarakat Sasak. Dan masakan pun ikut mengalami
pembauran. Ayam diolah menjadi ayam pelalah, dan jadilah ayam pelalah ini cikal
bakal ayam taliwang.
Komentar
Posting Komentar